-->

Ads 720 x 90

Tradisi Wiwitan - Menemukan Persaudaraan dalam Perang Stroberi

Di lereng Gunung Slamet, Purbalingga, Jawa Tengah, terdapat sebuah tradisi unik. Bernama cambok, tradisi ini digelar dalam rangka mengungkapkan rasa syukur terhadap Tuhan atas kesehatan dan keselamatan, serta hasil pertanian yang bagus.
Dalam tradisi cambok yang digelar akhir pekan lalu, ratusan orang berkumpul. Mereka ramai-ramai memilih buah stroberi dan tomat yang sudah disediakan.

Tomat dan stroberi ini nantinya digunakan untuk melempar satu sama lain. 'Perang' stroberi dan tomat dimulai ketika panitia memberikan aba-aba.

Aksi saling lempar tomat dan stroberi pun terjadi. Meski demikian, tomat dan stroberi yang digunakan dalam tradisi ini bukan kualitas terbaik, melainkan buah yang sudah tidak layak jual.

Kepala Desa Serang, Sugito mengatakan, tradisi ini diadopsi dari tradisi adu cambuk di masa lalu. Namun, dalam perjalannya mengalami perubahan menjadi perang stroberi.  "Dulu ceritanya banyak orang yang punya ilmu linuih, orang saling cambuk. Tetapi sekarang tidak ada lagi, jadi kami ganti dengan buah stroberi," kata Sugito.

Meskipun dikemas dalam bentuk baku lempar, namun tak ada dendam setelahnya. Justru, semangat persaudaraan yang terbangun tradisi ini. "Bukan kekersan yang diajarkan pada perang stroberi ini, tetapi sebaliknya, persaudaraan dan kekeluargaan," kata dia.

Sugito menambahkan, buah stroberi merupakan komoditi yang menjadi ikon Desa Serang. Pada musim panen, produksi per hari bisa tujuh sampai delapan ton. Mengantisipasi agar buah bisa diserap maksimal, maka digelarlah perang stroberi. "Buah kami beli untuk festival ini. Festival ini untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Serang," kata dia.

Ia mengatakan, festival ini terbukti bisa mendongkrak kunjungan wisatawan. Ia memperkirakan pengunjung naik 200 persen dari hari biasanya. Tak hanya itu, pedagang tiban juga ikut mengambil keuntungan dari event ini. "Karena itu, ke depan festival ini akan kami benahi agar bisa lebih baik," kata dia.

Ketua Karangtaruna Desa Serang, Baharudin Heri Susanto membenarkan hal ini. Ia mengatakan, perang buah tersebut merupakan modifikasi dari perang cambuk yang dahulu pernah menjadi tradisi di desa setempat.

Menurut cerita sesepuh desa, dulu di Dukuh Kaliurip dan Dukuh Gunungmalang ada tradisi perang cambuk hanya sebatas untuk menunjukkan kedigdayaan. Namun demikian, antardukuh itu tidak pernah terjadi konflik alias hidup rukun.

"Nah dalam FGS kali ini, kami ingin melestarikan tradisi itu. Namun kami memodifikasinya tidak lagi menggunakan cambuk untuk menghindari tarjadinya luka antarwarga yang mengikutinya," katanya.

Dari rapat warga dari tiga desa masing-masing Serang, Kutabawa dan Siwarak peserta FGS, disepakati cambuk itu diganti menggunakan stroberi dan tomat. Namun demikian, buah yang digunakan bukanlah buah yang masih layak konsumsi, tetapi buah yang sudah afkir atau tidak diterima di pasar.

"Jadi bukan buah yang masih segar yang baru dipetik dari kebun. Kalau yang baru petik ya mending dijual, tidak untuk dibuang-buang. Buah itu merupakan ikon dari ketiga desa tersebut. Dengan perang buah akan menjadi promosi tiga desa itu sebagai sentra buah dan sayur," katanya.

Selain perang buah, kemarin juga ditampilkan pertunjukkan ebeg. Selain itu ada pembagian sedekah berupa sembako dari sponsor kepada 200 warga dari ketiga desa itu. Paginya digelar penanaman turus gunung berupa 1.500 bibit pohon aren dari Wakil Bupati Purbalingga, Tasdi SH MM.

"Festival ini merupakan kemasan budaya yang harus terus dilakukan setiap tahun. Festival ini harus menjadi ikon Purbalingga dan mendapat dukungan dari semua pihak," kata Tasdi. (Afgani Dirgantara)


Sumber: http://life.viva.co.id/news/read/636187-video--perang-stroberi--tradisi-unik-di-purbalingga
Semoga artikel Tradisi Wiwitan - Menemukan Persaudaraan dalam Perang Stroberi bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

2 komentar

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Tidak Boleh Promosi

Subscribe Our Newsletter